AKU MASIH MUDA !

Aku Masih Muda,
Kata-kata sederhana yang selalu menemaniku sampai saat ini,

Aku Masih Muda,
Seorang Muda yang sulit mengerti dan tak akan pernah mengerti arti kehidupan,
Untuk Apa Kehidupan?
ENTAHLAHHH !!!
Aku Masih sangat Muda,
Meski masih sangat muda mungkin aku telah menghabiskan setengah perjalananku di Kehidupan ini,
Setengah Kehidupanku tak Memberitahuku apa-apa tentang kehidupan

ENTAHLAHHH !!!
Aku Masih Muda
Hampir semua orang bekerja, hingga akhirnya pikiranku berkata
Ternyata Hidup itu Untuk Bekerja,
Bekerja Untuk Apa?

Bekerja untuk mendapatkan uang? ***Mungkin Nanti aku akan tarik Tunai di ATM Bank Akhirat
Hidup untuk Wanita?(Saya seorang Laki-Laki), 
Entahlah,
Aku juga tak sepenuhnya memahami bagaimana aku akan bercinta di Akhirat sana...
Entahlahh Aku Tak tahu,
Tapi tak apa, Karena Aku Masih Sangat Muda...
Iya, Hidup untuk Bertaqwa? ***Aku tak mengerti kegalauan apa yang menyuruhku berfikir seperti itu,
Untuk apa Aku Bertaqwa? Iya, Biar aku bisa masuk Surga 
karena di Surga banyak Wanita-wanita cantik, sexy, tak bisa tua, montok dan pasti mau dengan saya 
(kalau saya masuk surga). *** Pasti aku tak sanggup menahan konak kalau di Surga
Mungkin Surga itu semacam Rumah Bordir dengan etalase wanita-wanita sebagai display di depan rumah,
Okelahh Kalau Begitu saya juga pengen masuk surga,
Tapi di Dunia juga banyak kalau cuma sekedar Rumah Bordir, 
Kenapa saya harus bertaqwa dulu untuk sekedar masuk surga?
ENTAHLAH,
Aku Masih Muda,
Oke, Masuk ke Bahasan Tentang Rumah Bordir...
Rumah Bordir identik dengan Perzinaan ***Astaghfirullahaladziim
Apa itu ZINA?
Zina adalah melakukan hubungan seksual tanpa ada ikatan suami istri di dalam pernikahan 
(kira2 kaya gitu, juga boleh tidak sepakat).
Apa yang dilakukan orang yang ber ZINA? yang dilakukan ya Bercinta/ML/Sex/Hubungan Suami Istri lah.
Lalu apa yang dilakukan oleh Suami Istri? yang dilakukan ya Bercinta/ML/Sex/Hubungan Suami Istri lah.
Lohh koq samaaa????
Nahh,,, yang membedakan adalah adanya SURAT NIKAH
Tapi sekarang Buku Nikahnya lagi Langka oiii bro...
Gimana donggg???
Sebentar TO BE CONTINUE dulu kawan,,,Capekkk...

p1

PRETTY LADY WISHES

Cerita ini di ambil dari Majalah Fortune,,,

Judulnya:
"Young and Pretty Lady Wishes to Marry a Rich Guy"
------

Seorang wanita memposting sebuah pertanyaan melalui sebuah forum terkenal dengan bertanya:
"Apakah yang harus saya lakukan untuk dapat menikah dengan pria kaya?"

Saya akan jujur dengan apa yang aku katakan. Usia saya 25 tahun. Saya sangat cantik, bergaya dan memiliki selera yang tinggi. Saya berharap menikah dengan pria kaya dengan penghasilan pertahun $500 ribu (+/-Rp.5,5M) atau lebih. Anda mungkin akan berkata kalau saya termasuk perempuan materialistis, tapi kelompok penghasilan s.d $ 1 juta pun masih termasuk kelas menengah di New York. Permintaan saya tidak setinggi itu. Adakah pria di forum ini yang berpenghasilan $ 500 ribu per tahun? Apakah Anda semua telah menikah? Saya ingin bertanya apa yang harus aku lakukan untuk dapat menikah dengan orang2 seperti Anda?
Di antara pria yang telah berpacaran denganku, yang terkaya hanya berpenghasilan $ 250 ribu dan kelihatannya ini batas tertinggi yang pernah saya capai. Jika seseorang ingin pindah ke perumahan mewah di wilayah barat New York City Garden , penghasilan $250 ribu tentu tidak cukup.

Beberapa hal yang ingin saya tanyakan:
1. Dimanakah kebanyakan para pria kaya bertemu & berkumpul? Mohon nama dan alamat bar, restauran dan gym yang sering dikunjungi.
2. Rentang usia berapakah yang dapat memenuhi kriteria saya?
3. Kenapa wajah istri-istri orang kaya hanya terkesan biasa-biasa saja? Saya telah bertemu dengan beberapa gadis yang tidak cantik dan menarik, tapi mereka bisa menikah dengan pria kaya.
4. Apa pertimbangan Anda dalam menentukan istri dan siapakah yang bisa menjadi pacar Anda?

Terus terang, tujuan saya sekarang adalah untuk menikah.

Terimakasih,
Gadis Jelita

__________________________________________________________________________________

Dan inilah jawaban dari seorang ahli keuangan dari Wall Street Financial

Dear Gadis Jelita,
Saya membaca email anda dengan sangat antusias. Saya yakin sebenarnya banyak gadis2 yang memiliki pertanyaan senada dengan Anda. Ijinkan saya untuk menganalisa situasi Anda dari sudut pandang investor profesional. Penghasilan tahunan saya lebih dari $ 500 ribu yang tentu memenuhi kriteria Anda. Jadi, saya harap setiap orang percaya bahwa jawaban saya cukup kredibel dan tidak membuang waktu. Dari sudut pandang seorang pebisnis, menikah dengan Anda adalah keputusan yang buruk. Jawabannya sangat sederhana dan akan saya jelaskan. Kesampingkan dulu detil-detil yang Anda tanyakan. Sebenarnya apa yang ingin Anda lakukan adalah pertukaran antara "kecantikan" dan "uang". Si A akan menyediakan kecantikan dan si B akan membayar untuk itu. Kelihatannya adil dan cukup wajar. Tapi ada permasalahan fatal di sini. Kecantikan Anda akan sirna, tapi uang saya tidak akan hilang tanpa alasan yang jelas. Faktanya adalah penghasilan saya mungkin akan meningkat dari tahun ke tahun. Tapi, Anda tidak akan bertambah cantik tiap tahunnya. Karena itu dari sudut pandang ekonomi: saya adalah aset yang ter-apresiasi sedangkan Anda adalah aset yang ter-depresiasi. Depresiasi yang Anda alami bukan depresiasi normal, tapi depresiasi eksponensial. Jika hanya ini aset Anda, nilai Anda akan sangat mencemaskan 10 tahun kemudian. Dengan menggunakan istilah yang kami gunakan di Wall Street, setiap perdagangan memiliki sebuah posisi. Berpacaran dengan Anda juga memiliki "posisi perdagangan" . Jika nilai aset yang didagangkan menurun, maka kami akan menjualnya. Bukan ide yang baik untuk mempertahankannya. Begitu juga dengan pernikahan yang Anda inginkan. Saya sangat kejam untuk berkata seperti ini, tapi untuk membuat keputusan bijak, aset yang menurun nilainya akan dijual atau disewa. Pria dengan penghasilan $ 500 ribu tentu bukan orang bodoh. Kami akan berpacaran dengan Anda, tapi tidak akan menikahi Anda. Saran saya lupakan mencari petunjuk bagaimana cara menikahi pria kaya. Usahakan agar Anda dapat membuat diri Anda kaya dengan berpenghasilan $ 500 ribu, lebih berpeluang ketimbang mencari pria kaya yang bodoh.

Semoga jawaban saya dapat membantu

Tertanda,
JP Morgan

p1

TUHAN SEMBILAN SENTI

Bukan Saya yang Nulis tapi By : Mr. Taufik Ismail


Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,

Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok, hansip-bintara- perwira nongkrong merokok,


di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na’im sangat ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah…ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok,

Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok, sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,


Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran, di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok,


Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling
menularkan HIV-AIDS sesamanya,
tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok
di kantor atau di stopan bus,
kita ketularan penyakitnya.
Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS,

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,
dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, bisa ketularan kena,

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok,

Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola
mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,

Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil ‘ek-’ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok merokok,


Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na’im sangat ramah bagi orang perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat
merujuk kitab kuning
dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.


Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil,
sembilan senti panjangnya,
putih warnanya,
kemana-mana dibawa dengan setia,
satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,
tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan,
cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang
sedikit golongan ashabus syimaal?

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i.
Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok.
Laa taqtuluu anfusakum. Min fadhlik, ya ustadz.
25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan,

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu,
yaitu ujung rokok mereka.
Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai
terbatuk-batuk,

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,
sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.
Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,

lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor,
cuma setingkat di bawah korban narkoba,

Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat
berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya,
bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,
dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,
diiklankan dengan indah dan cerdasnya,

Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,
tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini,
karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan
api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,

Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.
Amin Yaa Rabbalalamin



p1

SAPERE AUDE!

Dimidium facti qui coepit habet; sapere aude;
incipe!
Siapa yang memulai telah menyelesaikan separuhnya; beranilah untuk mengetahui, mulailah! Kenapa harus berani untuk mengetahui, bukan sekedar carilah pengetahuan atau tuntutlah ilmu saja? Menurutku, mungkin karena dalam menggali pengetahuan memang butuh keberanian.
Katanya, ignorance is bliss. Tidak tahu adalah kenikmatan. Sebab ketika orang punya pengetahuan lebih, wawasannya akan lebih luas. Dan ketika orang yang berwawasan luas menghadapi suatu masalah, maka ia terpaksa harus memandang persoalan lebih luas dan berpikir lebih keras ketimbang orang yang tidak terlalu berilmu.
Bahkan, semakin banyak pengetahuan yang kita miliki, maka masalah kita akan bertambah. Kita harus memikirkan masalah yang sebelumnya tidak kita pikirkan. Dan seringkali itu bukan sesuatu yang penting juga untuk dipikirkan. – -

Mengapa kita bisa berbahasa?
Mengapa 1 +1 = 2 ?
Bagaimana kita bisa berpikir atau melihat?
Apakah alien itu ada, atau apakah kiamat akan jatuh tanggal 21 Desember tahun depan? #eh

Kadang-kadang, pengetahuan itu bisa menjadi sesuatu yang tidak disukai. Galileo dipenjara karena menentang ide bahwa bumi adalah pusat alam semesta. Darwin diolok-olok sampai sekarang karena mengemukakan bahwa nenek moyang semua makhluk hidup adalah sama. Ada orang yang terusik ketika ada diskusi soal filsafat, atau ada juga yang merasa terusik ketika ada kajian ilmu agama. Buat saya, dua-duanya sama-sama aneh sih.

p1

MANIFESTO INDONESIA


Jangan Cuma Ingat Indonesia,
Dan Tak Perlu Lagi Kita Menjadi Indonesia,
KITA SUDAH INDONESIA



Kita sangat mengenal jargon JASMERAH (Jangan Sekali-kali "MELUPAKAN" Sejarah) Atau dengan kata Lain "INGATLAH" Sejarah (Entah kenapa yang terpilih adalah kata "INGAT"). Nusantara ini punya sejarah panjang untuk menjadi seutuh-utuhnya Indonesia. Dan jargon ini seakan-akan mengiyakan bahwa kita penerus bangsa ini diperkenankan untuk SEKEDAR mengingat cerita panjang itu. Apakah IYA kita cukup untuk sekedar Meng-INGAT Indonesia?
Untuk selanjutnya saya akan menggunakan kata Nusantara untuk menggambarkan Indonesia. Saya lebih suka menggunakan kata Nusantara untuk menggambarkan Indonesia. Kenapa tak dengan Istilah “Negara”??? Karena Indonesia tak cukup untuk di pagari suatu Nama yang bernama Negara. Negara dengan Pengakuan? Negara dengan Penduduk?Negara dengan Wilayah?Bukankah cuma dengan itu suatu Negara terbangun? Dan Indonesia tak sesederhana itu. Dan lagi, Negara Indonesia baru Merdeka pada tahun 1945 sementara Nusantara sudah hidup dan menghidupi beratus-ratus tahun lamanya Indonesia untuk menjadi sebenar-benar Indonesia dan seutuh-utuhnya Indonesia.
Mungkin Kita banyak lupa bahwa Indonesia tak ujug-ujug bersatu sampai sekarang akhirnya berjumlah 34 Provinsi. Indonesia berjalan melalui catatan-catatan sejarah yang harusnya cukup MURAH untuk sekedar di-INGAT. Sinar mata sang Garuda yang dulu dikenal Tajam kini mulai meredup untuk sekedar terbang melihat masa depan, Merah yang DULU Membara terpancar wibawa serta Putih yang dulu terpancar Kharisma kini mulai luntur ditelan benalu-benalu yang menggerogoti tali pancangnya. So, Masihkah kita harus ber-JASMERAH??? Masihkah kita cukup untuk sekedar meng-INGAT??? Mungkin sepenggal Lirik ini bisa menggambarkan sedikit harus bagaimana kita sebagai penerus bangsa.

“Mentari Pagi sudah membumbung tinggi
Bangunlah Putra-Putri Ibu Pertiwi
Mari Mandi dan Gosok Gigi
Setelah Itu Kita Berjanji
Tadi Pagi, Esok Hari atau Lusa Nanti
GARUDA bukan BURUNG PERKUTUT”



Iya, GARUDA bukan BURUNG PERKUTUT. Bukan sekedar burung yang suka ngoceh, berkicau (termasuk berkicau di Sosial Media) dan Bernyanyi (atau bahkan mencipta Lagu). Kita tak butuh sosok Burung PERKUTUT, Kita butuh sosok Burung GARUDA.
Sedikit berlebihan (kah) Manifesto???
Mengapa harus Manifesto? Mengapa harus Manifestasi? Karena tanpa ideologi dan Manifestasi –atau kesadaran yang menggerakkan secara konkrit—ruang virtual juga hanya akan melahirkan komitmen virtual. Ruang Semu dengan Ideologi Semu juga hanya akan menghasilkan Komitmen Semu.

Sedikit penggalan lirik lagu dari ERK untuk menutup tulisan sederhana ini.
“Ini mosi tidak percaya, jangan anggap kami tak berdaya
Ini mosi tidak percaya, kami tak mau lagi diperdaya…”


“Lebih Baik Kita Menyalakan Lilin Kecil,
daripada Kita Mengutuk Kegelapan”

INGAT KITA TAK LAGI (TAK) BERDAYA
MAKA :
JANGAN CUMA INGAT INDONESIA
TAK PERLU LAGI KITA MENJADI INDONESIA
KITA LAHIR DARI TITISAN GARUDA
KITA DIBESARKAN OLEH SANG SAKA

KITA SUDAH INDONESIA

p1