Rumah Sakit Jiwa dengan Penghuninya bernama Orang Gila mencoba berfilsafat. Merasa ada yang aneh dalam statement tersebut?apa mungkin sebenarnya setelah membaca filsafat orang ini gila? Ternyata apa yang ada dibenaknya setelah membaca?lebih tepatnya adalah tidak ada, kosong, bingung, atau justru berfikir berbeda dari apa yang ia baca. Tapi meski seperti itu Orang Gila tak segan untuk membagi apa-apa yang telah dibaca, telah difikirkan, telah ia bingungkan. Pertama-tama Orang Gila ini mencoba untuk mengikuti logika berfikir orang waras untuk mencoba menemukan apa yang dia cari dengan membaca filsafat. Tentu saja dia bebas untuk menentukan, mekanai apa yang dia baca. Ini sedikit tentang yang ia baca...

Ada seseorang yang bertanya "Bagaimanakah caranya agar saya mendapatkan pengetahuan yang benar?" dan akhirnya pertanyaan itu dijawab oleh seorang filsuf yang menjawab dengan "Mudah Saja, Ketahuilah apa yang kau tahu dan ketahuilah apa yang kau tidak tahu." Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan keduanya. Kita sudah memulai mempelajari ilmu dari mula kita membuka mata untuk mengenal dunia ini. Tapi, setelah selama itu kita pelajari Apakah sebenarnya yang saya ketahui tentang ilmu? Apakah sebenarnya yang bukan ilmu? Bagaimana saya tahu bahwa memang ilmu itu yang saya butuhkan? ataukah memang ilmu itu yang merupakan pengatahuan yang benar? Mengapa saya mempelajari ilmu? Apalagi kalau kata Sokrates "Yang saya tahu adalah bahwa saya tak tahu apa-apa!." Lalu apa yang akan kita dapatkan dari ilmu? setidaknya saya tahu tentang ketidaktahuan saya.
Itu semua dalah pertanyaan-pertanyaan untuk berspekulasi, dan mungkin setengah sadar saya bahwa semua pengetahuan yang sekarang ada dimulai dengan spekulasi. Dari spekulasi-spekulasi dapat dipilih buah pikiran yang dapat diandalkan untuk memulai penjelajahan pengetahuan. Apa yang akan kita andalkan?seseorang begitu percaya bahwa kita harus mengandalkan ukuran. ukuran tentang benar dan salah, seperti apa yang benar dan seperti apa yang salah, ukuran yang baik dan buruk, sepertia apa itu baik dan seperti apa itu buruk, ukuran tentang indah atau jelek, seperti apa itu baik dan yang mana yang jelek. Mungkin ini yang menjadi generalisasi kenapa muncul pernyataan bahwa "Sudah Lebih dari 2000 tahun orang berfilsafat namun selangkah pun dia tak maju." Seiring dengan pertanyaan serta spekulasi-spekulasi, maka memang filsafat berspekulasi tentang segala masalah yang dapat dipikirkan oleh manusia. Manusia seringkali juga berfikir dan mempertanyakan "Who Am I?", "What is a Man?", "Manusia itu apa?", ini berarti bahwa filsafat berspekulasi untuk menjawab semua pertanyaan, termasuk tentang manusia itu sendiri dan apa-apa yang dipikirkan oleh manusia.
Saudara-saudara saya yang gila,
Mungkin saudara-saudara sekalian pernah mendengar apa yang disebut Logika, Etika dan Estetika. Mungkin juga saudara-saudara sekalian berfikir sama dengan saya bahwa ketiganya itulah yang membatasi kebebasan manusia, kebebasan orang waras, kebebasan masyarakat, tapi tentu tak berlaku bagi kita orang-orang gila. Bodohnya manusia, bodohnya orang waras, bodohnya masyarakat yang mau diatur yang namanya Logika atau yang logis, Etika atau yang etis, Estetika atau yang estetis a.k.a yang indah. Tapi untuk berkontribusi kepada orang-orang atau manusia di sekitar kita ada baiknya saya share mengapa ketiganya begitu kita dewakan. Hal ini adalah karena kita dikenalkan oleh orang-orang terdahulu (yang sudah berfikir) tentang filsafat ilmu. Apa itu filsafat ilmu?. 
Filsafat ilmu adalah bagian dari epistemologi yang mengkaji tentang hakikat ilmu. Ilmu sendiri merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Filsafat ilmu merupakan telaahan secara filsafat yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu seperti:
1.  Obyek apa yang ditelaah ilmu?Bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut? 
2.  Bagaimana prosedur untuk mendapatkan pengetahuan? 
3. Untuk apa pengetahuan-pengetahuan itu?

Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok pertama biasa disebut dengan ontologis;kelompok kedua epistemologis sementara yang ketiga adalah aksiologis. Dengan mengetahui jawaban dari ketiga pertanyaan itu akan dapat dibedakan berbagai jenis ilmu pengetahuan dalam manusia.
Saudara-saudara sekalian istirahat dulu, waktunya kita pakai straight jacket dulu untuk menuju episode selanjutnya.

Orang Gila habis membaca bukunya bang Jujun S. Suriasumantri yang berjudul Filsafat Ilmu : Sebuah Pengantar Populer

Leave a Reply