Seorang anak kecil yang baru masuk sekolah, setelah tiga hari berselang ia mogok tidak mau belajar dan tidak mau ke sekolah. Orang tuanya mencoba membujuk dia dengan segala macam daya, dari hadiah permen sampai dengan ancaman sapu lidi tapi semuanya sia-sia, Anak kecil tadi tetap saja tidak mau sekolah. Tapi setelah didesak akhirnya dia berterus terang kepada ibunya bahwa dia sudah kehilangan hasratnya untuk belajar, sebab ternyata ibu gurunya adalah seorang PEMBOHONG. Ibunya pun mendesaknya untuk bercerita bagaimana si Ibu guru tadi  berbohong, dan akhirnya anak kecil tadi pun bercerita kira-kira seperti ini: "Tiga Hari yang lalu Ibu Guru berkata bahwa 3 + 3 = 6. Dua hari yang lalu dia berkata 1 + 5 = 6. Kemarin dia berkata 4 + 2 = 6. Bukankah semua itu tidak benar?"

Tidak semua manusia mempunyai persyaratan yang sama terhadap apa yang dianggapnya benar, termasuk anak kecil itu tadi yang mempunyai kriteria kebenarannya sendiri. Bagi orang dewasa dan waras tidak sulit untuk menerima kebenaran akan pernyataan ibu guru tadi. (Tidak Mudah Bagi Anak Kecil dan Orang Gila) Hal ini tidak sulit bagi mereka karena secara deduktif dapat dibuktikan bahwa ketiga pernyataan tersebut adalah benar. Mengapa hal ini kita sebut benar?sebab pertanyaan dan kesimpulan yang ditarik adalah konsisten dengan pernyataan dan kesimpulan terdahulu yang telah dianggap benar. Teori ini lebih biasa disebut dengan teori koherensi. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa berdasarkan teori koherensi suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Bila kita menganggap bahwa "semua manusia pasti akan mati" adalah suatu pernyataan yang benar, maka pernyataan bahwa "si Sule adalah seorang manusia dan si Sule pasti akan Mati" adalah benar pula.

Leave a Reply