Jangan Cuma Ingat Indonesia,
Dan Tak Perlu Lagi Kita Menjadi Indonesia,
KITA SUDAH INDONESIA



Kita sangat mengenal jargon JASMERAH (Jangan Sekali-kali "MELUPAKAN" Sejarah) Atau dengan kata Lain "INGATLAH" Sejarah (Entah kenapa yang terpilih adalah kata "INGAT"). Nusantara ini punya sejarah panjang untuk menjadi seutuh-utuhnya Indonesia. Dan jargon ini seakan-akan mengiyakan bahwa kita penerus bangsa ini diperkenankan untuk SEKEDAR mengingat cerita panjang itu. Apakah IYA kita cukup untuk sekedar Meng-INGAT Indonesia?
Untuk selanjutnya saya akan menggunakan kata Nusantara untuk menggambarkan Indonesia. Saya lebih suka menggunakan kata Nusantara untuk menggambarkan Indonesia. Kenapa tak dengan Istilah “Negara”??? Karena Indonesia tak cukup untuk di pagari suatu Nama yang bernama Negara. Negara dengan Pengakuan? Negara dengan Penduduk?Negara dengan Wilayah?Bukankah cuma dengan itu suatu Negara terbangun? Dan Indonesia tak sesederhana itu. Dan lagi, Negara Indonesia baru Merdeka pada tahun 1945 sementara Nusantara sudah hidup dan menghidupi beratus-ratus tahun lamanya Indonesia untuk menjadi sebenar-benar Indonesia dan seutuh-utuhnya Indonesia.
Mungkin Kita banyak lupa bahwa Indonesia tak ujug-ujug bersatu sampai sekarang akhirnya berjumlah 34 Provinsi. Indonesia berjalan melalui catatan-catatan sejarah yang harusnya cukup MURAH untuk sekedar di-INGAT. Sinar mata sang Garuda yang dulu dikenal Tajam kini mulai meredup untuk sekedar terbang melihat masa depan, Merah yang DULU Membara terpancar wibawa serta Putih yang dulu terpancar Kharisma kini mulai luntur ditelan benalu-benalu yang menggerogoti tali pancangnya. So, Masihkah kita harus ber-JASMERAH??? Masihkah kita cukup untuk sekedar meng-INGAT??? Mungkin sepenggal Lirik ini bisa menggambarkan sedikit harus bagaimana kita sebagai penerus bangsa.

“Mentari Pagi sudah membumbung tinggi
Bangunlah Putra-Putri Ibu Pertiwi
Mari Mandi dan Gosok Gigi
Setelah Itu Kita Berjanji
Tadi Pagi, Esok Hari atau Lusa Nanti
GARUDA bukan BURUNG PERKUTUT”



Iya, GARUDA bukan BURUNG PERKUTUT. Bukan sekedar burung yang suka ngoceh, berkicau (termasuk berkicau di Sosial Media) dan Bernyanyi (atau bahkan mencipta Lagu). Kita tak butuh sosok Burung PERKUTUT, Kita butuh sosok Burung GARUDA.
Sedikit berlebihan (kah) Manifesto???
Mengapa harus Manifesto? Mengapa harus Manifestasi? Karena tanpa ideologi dan Manifestasi –atau kesadaran yang menggerakkan secara konkrit—ruang virtual juga hanya akan melahirkan komitmen virtual. Ruang Semu dengan Ideologi Semu juga hanya akan menghasilkan Komitmen Semu.

Sedikit penggalan lirik lagu dari ERK untuk menutup tulisan sederhana ini.
“Ini mosi tidak percaya, jangan anggap kami tak berdaya
Ini mosi tidak percaya, kami tak mau lagi diperdaya…”


“Lebih Baik Kita Menyalakan Lilin Kecil,
daripada Kita Mengutuk Kegelapan”

INGAT KITA TAK LAGI (TAK) BERDAYA
MAKA :
JANGAN CUMA INGAT INDONESIA
TAK PERLU LAGI KITA MENJADI INDONESIA
KITA LAHIR DARI TITISAN GARUDA
KITA DIBESARKAN OLEH SANG SAKA

KITA SUDAH INDONESIA